Pentingnya Membudayakan Membaca
Oleh: Mochammad Sayyidatthohirin
Qari’ se-Jateng; Peraih Beasiswa Bidikmisi UIN Walisongo Semarang
Membaca merupakan satu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Saking urgennya, membaca ibarat “makanan pokok” bagi kita. Dimanapun
dan kapanpun kita berada, kita dituntut agar tidak meninggalkan budaya membaca.
Sebab, tanpa membaca, kita tidak akan dapat mengenal segala sesuatu di dunia
ini.
Dengan kata lain, tanpa membaca kita akan “buta”. Jika kita “buta”,
maka mustahil kita dapat melampaui target untuk mencapai suatu kesuksesan.
Tarigan menjelaskan pentingnya membaca yaitu untuk memperoleh pesan yang
selanjutnya digunakan oleh seseorang untuk disampaikan melalui tulisan. Dalam
konteks ini, membaca menjadi aktifivitas yang sagat urgen bagi seorang penulis.
Dengan kata lain, penulis diwajibkan untuk dapat membaca dan selanjutnya
memahaminya untuk menghasilkan suatu tulisan yang berkualitas.
Secara umum, kita jangan sampai memaknai membaca dalam arti yang
sangat sempit, yakni membaca yaitu proses mengambil informasi dari bacaan yang
bersumber dari buku, kitab, koran, majalah, tabloid, atau sejenisnya. Pengertian
itu selaras dengan teori Nuriadi yang secara substantif menjelaskan bahwa
membaca itu identik dengan menggerakkan bola mata dengan menyelaraskan mental
pada tulisan teks. Dalam hal ini, aktivitas membaca terfokus pada indera mata
saja.
Padahal, jika kita mau merenungkannya, sebenarnya arti membaca
memiliki makna yang sangat luas dan tidak terbatas karena melibatkan hampir
seluruh indra kita yang meliputi penglihatan, perasa, penciuman, pembau, maupun
lainnya. Sehingga, membaca dapat diartikan sebagai suatu aktivitas respon dari
lingkungan sekitar yang selanjutnya dapat menghasilkan suatu pemahaman melalui
kerjasama pikiran kita dengan indera terkait.
Berkaitan dengan perihal kita akan menghadapi dua tantangan besar
sekaligus, yakni Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan juga fenomena bonus
demografi yang pada puncaknya akan terjadi pada tahun 2025 hingga tahun 2030,
maka membudayakan membaca menajdi suatu kebutuhan. Sebab, untuk cerdas membaca,
kita juga harus cerdas merespon hasil bacaan kita. Maka, otomatis kita dituntut
untuk cerdas membaca masalah di sekitar kita. Dengan begitu, maka kita akan
dapat mengambil semua hikmahnya dan ke depan kita akan dapat meminimalisir sutu
masalah yang dapat terjadi.
Apabila kita pahami, sebagai umat nabi Muhammad SAW, substansi
peristiwa penerimaan wahyu pertama kali yakni al-‘alaq antara Nabi
Muhammad dengan malaikat Jibril di gua Hira’ pada masa lalu mencerminkan betapa
pentingnya membaca. Hal itu dapat diketahui pada lima ayat pertama yang turun.
Beliau diperintahkan oleh malaikat Jibril agar menirukannya dengan membaca
kelima ayat itu. Dan permulaan kata pada ketiga ayat itu diawali dengan kata
“iqro’” yang artinya adalah “bacalah”.
Ketiga permulaan ayat itu dapat dipahami sebagai suatu penekanan
kepada seluruh umat manusia bahwa membaca menjadi satu hal yang sangat penting
dalam kehidupan ini. Dapat kita bayangkan apa yang terjadi di dunia ini apabila
manusia tidak dapat membaca. Dapat dipastikan dunia ini akan diselubungi dengan
penuh kebodohan. Sebab pada dasarnya, tahap awal seseorang menguasai suatu ilmu
pengetahuan yaitu melalui membaca. Baru setelah itu kita dapat mengembangkan
ilmu kita agar dapat berkembang dan bermanfaat bagi umat manusia. Sehingga,
fakta membuktikan, ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dapat berkembang
pesat. Alhasil, berbagai tekonologi modern yang sangat canggih dapat kita
nikmati, seperti gadget, internet, ataupun teknologi lainnya. Semua itu
bermula dari proses membaca.
Urgensi membaca juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur tingkat
kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang maju, dapat diketahui dengan masyarakatnya
yang gemar membaca. Bagi masyarakat maju, waktu satu detik menjadi waktu yang
sangat berharga baginya. Sehingga, kapanpun dan dimanapun secara otomatis
mereka selalu membaca. Membaca sudah mengakar di benak mereka. Sebab, dalam
paradigma mereka, membaca menjadi kebutuhan primer paling mendasar bagi mereka.
Sehingga, apabila mereka tidak membaca, maka mereka akan merasa “mati”.
Artinya, budaya membaca dapat membentuk peradaban suatu masyarakat
menjadi maju. Buah dari membaca, manusia menjadi insan yang paling sempurna di
antara semua makhluk ciptaan-Nya. Hal itu dapat kita pahami dengan kondisi masa
kini. Yakni, berbagai teknologi modern merupakan buah dari membaca. Dengan
semua teknologi itu, segala urusan kita menjadi lebih mudah dan lebih cepat
terselesaikan. Karena itu, kita dapat menghemat waktu. Sehingga, kita dapat
gunakan sisa waktu untuk melakukan tugas lain. Dengan begitu, yang mulanya kita
dapat melakukan satu aktivitas dalam waktu satu jam, karena bantuan teknologi
kita dapat menyelesaikan dua atau lebih aktivitas dalam satu jam.
Dengan kata lain, membaca
dapat mengantarkan manusia ke pintu kesuksesan melalui siklus efektifitas dan
efisiensi waktu yang sebelumnya melalui berbagai instrumen tersebut. Mengetahui
pentingnya membaca seperti itu, mari kita semua menjadikannya sebagai budaya
sehari –hari kita. Kita harus mau merevolusi mental kita bahwa membaca bukan
merupakan suatu kegiatan yang membosankan, melainkan merapkan suatu kegiatan
yang sangat urgen dan menarik. Sebab, itu merupakan kebutuhan pokok kita. Untuk
menjadi “orang besar”, kita harus memiliki visi besar pula. Dan kita akan dapat
sukses meraihnya dengan rajin dan gemar membaca. Dengan begitu, kita akan
menjadi bangsa yang “besar”, alias bangsa yang maju. Semoga!! Wallahu a’lam
bi al-showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar