Minggu, 12 Juli 2015

Menjemput Berkah Lailatul Qadar (Dimuat di Koran Rakyat Jateng kolom Mimbar Jum'at edisi Jum'at 10 Juli 2015



 
Menjemput Berkah Lailatul Qadar
Oleh: Mochamamd Sayyidatthohirin
Qari Juara 1 se-Jateng, Peraih Beasiswa Bidikmisi UIN Walisongo Semarang
Kini, telah tiba saat sepuluh hari terakhir bulan suci ramadhan. Bulan penuh berkah dari segala aktivitas yang bernilai ibadah, apalagi di sepuluh hari terakhir. Mayoritas umat Islam telah mengenal, salah satu momentum spesial di bulan ramadhan yakni akan turunnya malam lailatul qadar (QS. Al-Qadr: 1-2).
Keterangan itu selaras dengan perintah nabi dalam salah satu hadistnya riwayat Bukhori no. 2021  yang berbunyi, “Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.”. Sebab, malam itu turun hanya sekali dalam setahun. Berdasarkan ayat pertama, malam itu merupakan malam yang sungguh mulia. Sebab, pada malam itu Allah telah menurunkan al-Qur’an kepada hamba mulia-nya, Nabi Muhammad SAW.
Di sisi lain, Allah akan memberikan bonus kepada umat muslim yang berhasil memperoleh malam mulia itu berupa pahala ibadah yang lebih baik dari seribu bulan. Menrut Mujahid dan Qotadah, maksudnya ialah shalat dan amalan di saat malam lailatul qadar itu lebih baik dari pada shalat dan puasa di seribubulan yang tidak terdapat lailatul qadar. Maka, sangat beruntung bagi muslim yang sukses memperoleh malam spesial nan keramat itu. Sehingga, tidak mengherankan jika setiap muslim sangat mengharapkannya agar memperoleh pahala yang berlipat ganda dan maghfiroh (ampunan) dari-Nya.
Untuk itu, kita perlu mengetahui strategi atau cara jitu nan strategis agar dapat memperoleh malam spesial itu. Sebab, dengan mengetahui strategi bagaimana supaya kita dapat memperolehnya, maka pintu surga akan terbuka kian lebar bagi kita karena otomatis dosa kita akan banyak terampuni oleh-Nya atas kesuksesan kita meraih bonus langka itu. Namun sebelumnya, alangkah lebih baik apabila kita mengetahui tentang malam lailatul qadar itu dengan komprehensif, atau malam yang dikenal dengan malam seribu bulan.
Prediksi malam lailatul qadar
Dalam QS. Al-Qadar, Allah tidak menyebutkan hari atau waktu secara pasti akan turunnya malam lailatul qadar. Dalam firman itu, penjelasan-Nya masih secara mujmal (universal). Secara substantif, Dia hanya menjelaskan kepada umat manusia bahwa malam itu (lailatul qadar) merupakan malam yang lebih utama dari pada seribu bulan. Selanjutnya, Dia juga menjelaskan bahwa pada malam itu, malaikat serta roh akan turun ke bumi atas izin-Nya untuk mendo’akan umat manusia yang beribadah pada saat itu.
Karena itu, muncul berbagai perbedaan pendapat dari sejumlah kalangan ulama’ mengenai penentuan malam misterius itu. Pendapat pertama, dalam kitab i’anatu al-thaalibin juz II halaman 257, cetakan al ‘Alawiyyah Semarang, dijelaaskan bahwa apabila bulan ramadhan berawal di hari Ahad atau Rabu, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-29.
Apabila bulan ramadhan berawal di hari Senin, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-21. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Selasa atau Jum’at, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-27. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Kamis, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-25. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Sabtu, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-23.
Sementara prediksi kedua yaitu dalam kitab Hasyiyah ash Shaawi ‘alal Jalaalain juz IV halaman 337, cetakan Daar Ihya al Kutub al-‘Arabiyyah sedikit berbeda dengan kitab pertama, yakni apabila bulan ramadhan berawal di hari Rabu, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-19, dan apabila bulan ramadhan berawal di hari Jum’at, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-17. Selain kedua hari itu, prediksi berdasarkan kitab pertama sama persis dengan prediksi dalam kitab kedua.
Adapun dalam kitab Hasyiyah al Bajuri ‘ala Ibni Qaasim al Ghaazi juz I halaman 304 , cetakan Syirkah al Ma’arif Bandung, prediksi waktu turunnya malam lailatul qadar sangat berbeda dibandingkan dengan kedua kitab di atas. Yaitu, apabila bulan ramadhan berawal di hari Jum’at, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-29. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Sabtu, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-21.
Apabila bulan ramadhan berawal di hari Ahad, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-27. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Senin, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-29. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Selasa, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-25. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Rabu, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-27. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Kamis, malam lailatul qadar akan turun pada malam ke-21.
Selain itu, penting bagi kita mengetahui cirri-ciri turunnya malam mulia itu. Pertama, berdasarkan hadist riwayat Ath Thoyalisi dari Ibnu ‘Abbas (Haytsami mengatakan periwayatnya tsiqoh/terpercaya), cirinya adalah kondisi andin dan udara di sekitar dalam keadaan tenang.
Kedua, mayoritas ulama’ salafy berbpendapat bahwa ketika malam itu memang turun, maka kita akan merasakan ibadah kita yang terasa ‘lezat”, rasanya tidak seperti beribadah malam-malam biasanya.
Ketiga, mereka juga berpendapat bahwa orang yang memperolehnya akan memimpikan malam itu, sebagaimana para sahabat dulu juga demikian.
Keempat, berdasarkan hadist riwayat Imam Muslim no. 1174 dari Abbi bin Ka’ab, apabila malam itu turun, pada keesokan harinya akan tampak matahari terbit yang jernih tanpa sinar yang silau.
Strategi meraih malam lailatul qadar
            Setelah mengetahui sekilas tentang malam lailatul qadar beserta cirri-cirinya, maka strategi untuk dapat memperolehnya yaitu dengan melaksanakan ibadah pada sepuluh malam terakhir ramadhan. Atau lebih baik jika kita memaksimalkan amalan ibadah kita selama bulan ramadhan. Sebab, tiada seorang pun yang dapat mengetahui misteri malam mulia itu kecuali Allah. Nabi Muhammad saja sebagai kekasihnya tidak mengetahui tentang hal itu kecuali hanya sebatas beberapa tandanya.
Dan sebaiknya kita melakaukan ibadah shalat sunah beberapa rakaat pada malam itu. Sebab, sebaik-baik amalan untuk meraih malam mulia itu ialah shalat. Keterangan itu sebagaimana bunyi salah hadist nabi riwayat Imam Bukhori no. 1901 yang artinya berbunyi, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”.
Adapun jenis shalatnya bisa beranekaragam. Yang tepenting berupa shalat sunah seperti shalat sunah hajat, shalat sunah taubat, shalat sunah witir, maupun jenis shalat sunah lainnya. Dan lebih utamanya pada permulaannya, kita lakukan shalat sunah lailatul qadar terlebih dahulu. Setelah beberapa rakaat, ketika kita merasa agak capek, kita bisa melanjutkan dengan beri’tikaf sambil berdzikir dan memperbanyak bacaan “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul’afwa fa’fu’anna”, karena itu merupakan bacaan saran daari Rasullullah.
Dengan mengetahui itu semua, mari kita perbanyak beribadah di malam-malam itu. Semoga kita termasuk umat yang beruntung dengan memperoleh malam lailatul qadar. Aamiin.  Salam fastabiqul khoirot. Wallahu a’lam bi al-showab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar