Menjemput Berkah Lailatul Qadar
Oleh: Mochamamd Sayyidatthohirin
Qari Juara 1 se-Jateng, Peraih Beasiswa Bidikmisi UIN Walisongo
Semarang
Kini, telah tiba saat sepuluh hari terakhir bulan suci ramadhan.
Bulan penuh berkah dari segala aktivitas yang bernilai ibadah, apalagi di
sepuluh hari terakhir. Mayoritas umat Islam telah mengenal, salah satu momentum
spesial di bulan ramadhan yakni akan turunnya malam lailatul qadar (QS.
Al-Qadr: 1-2).
Keterangan itu selaras dengan perintah nabi dalam salah satu
hadistnya riwayat Bukhori no. 2021
yang berbunyi, “Carilah lailatul qadar di sepuluh malam
terakhir dari bulan ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang
tersisa.”. Sebab, malam itu turun hanya sekali dalam setahun. Berdasarkan
ayat pertama, malam itu merupakan malam yang sungguh mulia. Sebab, pada malam
itu Allah telah menurunkan al-Qur’an kepada hamba mulia-nya, Nabi Muhammad SAW.
Di sisi lain, Allah akan memberikan bonus kepada umat muslim yang
berhasil memperoleh malam mulia itu berupa pahala ibadah yang lebih baik dari
seribu bulan. Menrut Mujahid dan Qotadah, maksudnya ialah shalat dan
amalan di saat malam lailatul qadar itu lebih baik dari pada shalat dan puasa
di seribubulan yang tidak terdapat lailatul qadar. Maka, sangat
beruntung bagi muslim yang sukses memperoleh malam spesial nan keramat itu.
Sehingga, tidak mengherankan jika setiap muslim sangat mengharapkannya agar
memperoleh pahala yang berlipat ganda dan maghfiroh (ampunan) dari-Nya.
Untuk itu, kita perlu mengetahui strategi atau cara jitu nan
strategis agar dapat memperoleh malam spesial itu. Sebab, dengan mengetahui
strategi bagaimana supaya kita dapat memperolehnya, maka pintu surga akan terbuka
kian lebar bagi kita karena otomatis dosa kita akan banyak terampuni oleh-Nya
atas kesuksesan kita meraih bonus langka itu. Namun sebelumnya, alangkah lebih
baik apabila kita mengetahui tentang malam lailatul qadar itu dengan
komprehensif, atau malam yang dikenal dengan malam seribu bulan.
Prediksi malam lailatul qadar
Dalam QS. Al-Qadar, Allah tidak menyebutkan hari atau waktu secara
pasti akan turunnya malam lailatul qadar. Dalam firman itu, penjelasan-Nya
masih secara mujmal (universal). Secara substantif, Dia hanya
menjelaskan kepada umat manusia bahwa malam itu (lailatul qadar)
merupakan malam yang lebih utama dari pada seribu bulan. Selanjutnya, Dia juga
menjelaskan bahwa pada malam itu, malaikat serta roh akan turun ke bumi atas
izin-Nya untuk mendo’akan umat manusia yang beribadah pada saat itu.
Karena itu, muncul berbagai perbedaan pendapat dari sejumlah kalangan
ulama’ mengenai penentuan malam misterius itu. Pendapat pertama, dalam kitab i’anatu
al-thaalibin juz II halaman 257, cetakan al ‘Alawiyyah Semarang,
dijelaaskan bahwa apabila bulan ramadhan berawal di hari Ahad atau Rabu, malam
lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-29.
Apabila bulan ramadhan berawal di hari Senin, malam lailatul qadar
akan turun pada malam tanggal ke-21. Apabila bulan ramadhan berawal di hari
Selasa atau Jum’at, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-27. Apabila
bulan ramadhan berawal di hari Kamis, malam lailatul qadar akan turun pada
malam tanggal ke-25. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Sabtu, malam
lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-23.
Sementara prediksi kedua yaitu dalam kitab Hasyiyah ash Shaawi
‘alal Jalaalain juz IV halaman 337, cetakan Daar Ihya al Kutub al-‘Arabiyyah
sedikit berbeda dengan kitab pertama, yakni apabila bulan ramadhan berawal di
hari Rabu, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-19, dan apabila
bulan ramadhan berawal di hari Jum’at, malam lailatul qadar akan turun pada
malam tanggal ke-17. Selain kedua hari itu, prediksi berdasarkan kitab pertama
sama persis dengan prediksi dalam kitab kedua.
Adapun dalam kitab Hasyiyah al Bajuri ‘ala Ibni Qaasim al Ghaazi
juz I halaman 304 , cetakan Syirkah al Ma’arif Bandung, prediksi waktu turunnya
malam lailatul qadar sangat berbeda dibandingkan dengan kedua kitab di atas.
Yaitu, apabila bulan ramadhan berawal di hari Jum’at, malam lailatul qadar akan
turun pada malam tanggal ke-29. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Sabtu,
malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-21.
Apabila bulan ramadhan berawal di hari Ahad, malam lailatul qadar
akan turun pada malam tanggal ke-27. Apabila bulan ramadhan berawal di hari
Senin, malam lailatul qadar akan turun pada malam tanggal ke-29. Apabila bulan
ramadhan berawal di hari Selasa, malam lailatul qadar akan turun pada malam
tanggal ke-25. Apabila bulan ramadhan berawal di hari Rabu, malam lailatul
qadar akan turun pada malam tanggal ke-27. Apabila bulan ramadhan berawal di
hari Kamis, malam lailatul qadar akan turun pada malam ke-21.
Selain itu, penting bagi kita mengetahui cirri-ciri turunnya malam
mulia itu. Pertama, berdasarkan hadist riwayat Ath
Thoyalisi dari Ibnu ‘Abbas (Haytsami mengatakan periwayatnya
tsiqoh/terpercaya), cirinya adalah kondisi andin dan udara di sekitar dalam
keadaan tenang.
Kedua,
mayoritas ulama’ salafy berbpendapat bahwa ketika malam itu memang turun, maka
kita akan merasakan ibadah kita yang terasa ‘lezat”, rasanya tidak seperti
beribadah malam-malam biasanya.
Ketiga,
mereka juga berpendapat bahwa orang yang memperolehnya akan memimpikan malam
itu, sebagaimana para sahabat dulu juga demikian.
Keempat,
berdasarkan hadist riwayat Imam Muslim no. 1174 dari Abbi bin Ka’ab, apabila
malam itu turun, pada keesokan harinya akan tampak matahari terbit yang jernih
tanpa sinar yang silau.
Strategi meraih malam lailatul qadar
Setelah mengetahui sekilas tentang malam lailatul qadar beserta
cirri-cirinya, maka strategi untuk dapat memperolehnya yaitu dengan
melaksanakan ibadah pada sepuluh malam terakhir ramadhan. Atau lebih baik jika
kita memaksimalkan amalan ibadah kita selama bulan ramadhan. Sebab, tiada
seorang pun yang dapat mengetahui misteri malam mulia itu kecuali Allah. Nabi
Muhammad saja sebagai kekasihnya tidak mengetahui tentang hal itu kecuali hanya
sebatas beberapa tandanya.
Dan sebaiknya kita melakaukan ibadah shalat sunah beberapa rakaat
pada malam itu. Sebab, sebaik-baik amalan untuk meraih malam mulia itu ialah
shalat. Keterangan itu sebagaimana bunyi salah hadist nabi riwayat Imam Bukhori
no. 1901 yang artinya berbunyi, “Barangsiapa
melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala
dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”.
Adapun
jenis shalatnya bisa beranekaragam. Yang tepenting berupa shalat sunah seperti
shalat sunah hajat, shalat sunah taubat, shalat sunah witir, maupun jenis
shalat sunah lainnya. Dan lebih utamanya pada permulaannya, kita lakukan shalat
sunah lailatul qadar terlebih dahulu. Setelah beberapa rakaat, ketika kita
merasa agak capek, kita bisa melanjutkan dengan beri’tikaf sambil berdzikir dan
memperbanyak bacaan “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul’afwa fa’fu’anna”,
karena itu merupakan bacaan saran daari Rasullullah.
Dengan
mengetahui itu semua, mari kita perbanyak beribadah di malam-malam itu. Semoga
kita termasuk umat yang beruntung dengan memperoleh malam lailatul qadar.
Aamiin. Salam fastabiqul khoirot.
Wallahu a’lam bi al-showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar