Menanti Realisasi Janji Bupati Blora
Oleh: Mochammad Sayyidatthohirin
Mahasiswa Peraih Beasiswa
Bidikmisi FITK UIN Walisongo Semarang
Pada tanggal 1 Juni kemarin Drs. Djoko Nugroho, bupati blora
bersama jajarannya telah menyempatkan hadir di kampus satu Universitas Islam
Negeri (UIN) Walisongo Semarang dalam acara penandatanganan Memorandum of
Undarstanding (MoU) guna memperkuat hubungan antara pemerintah kabupaten
Blora dengan kampus UIN Walisongo. Dalam acara itu, juga dihadiri langsung oleh
Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag., selaku rektor UIN Walisongo. Selain itu, hadir juga para audience
yang terdiri dari sejumlah staff kampus serta para mahasiswa dari
berbagai jurusan, terutama mereka yang tergabung dalam komunitas IMPARA (Ikatan
Mahasiswa dan Pelajar Blora).
Momentum tersebut tentu sangat spesial dan sakral terutama bagi
para mahasiswa IMPARA. Sebab, mereka dapat berkesempatan untuk menyampaikan
segala uneg-unegnya kepada pemimpin Blora secara langsung dengan
disaksikan oleh rektor UIN Walisongo. Oleh karenanya, mereka sangat apresiaif
terhadap kehadiran pemimpinnya di kampus yang megah itu. Terbukti, di sesi dialog interaktif,
cukup banyak mereka yang mengacungkan jari baik untuk bertanya, usul, maupun
mengkritik. Semua itu merupakan perwjudan pengamalan sebagai pengawal
pemerintah sebagaimana penjelasan Cak Nur dalam bukunya berjudul “Dialog
Keterbukaan”. Karena banyaknya mahasiswa IMPARA yang bertanya namun minimnya
waktu, akhirnya Pak Djoko dengan senang hati menanggapinya usai acara.
Otomatis, acara tersebut dapat menjadi jembatan tanpa penghalang
bagi ‘perwakilan’ warga blora untuk menyampaikan saran, usul, dan masukan
yang konstruktif serta futuristik tentang sejumah problematika di
tanah blora yang kiranya harus segera diselesaikan agar dapat direalisasikan
oleh pemerintah blora saat ini secara bersama. Dengan kata lain, partisipasi
aktif warga IMPARA pada acara itu merupakan potret kepedulian para calon pemimpin
blora di masa mendatang untuk mewujudkan kesejahteraan warga blora secara
jamaah. Namun, dari sekian pembahasan, lebih terfokuskan pada permasalahan yang
berkaitan langsung dengan kalangan mahasiswa.
Poin terpenting dari hasil pertemuan tersebut ialah lahirnya
sejumlah janji dari bapak Djoko dalam beberapa bidang yang akan dipenuhi. Di antaranya, pertama, memperoleh hak
hasil ‘berkah’ minyak. Hal itu merupakan
poin yang sangat penting. Sebab, selama ini, miyak merupakan salah satu sumber
daya alam (SDA) di kabupaten blora yang telah mengangkat nama blora baik di
tingkat nasional maupun hingga internasional, khususnya Exxon Mobil. Namun,
sayangnya, fakta membuktikan bahwa hingga saat ini rakyat blora belum bisa
merasakan kenikmatan ‘berkah’ minyak di blora. Melimpahya minyak di blora
sejauh ini masih sebatas fatamorgana atau masa depan semu. Lebih mirisnya,
justru pihak asing yang dapat menikmatinya.
Oleh karenanya, dalam forum tersebut, beliau berjanji dan bertekad
akan bersusaha membuka peluang bagaimana caranya agar berkah minyak di blok
Cepu bisa termanfaatkan dengan optimal, sehingga rakyat blora khususnya dapat
merasakan nikmatnya meskipun sedikit. Dengan begitu, mimpi kenikmatan
fatamorgana minyak akan dapat terwujud.
Kedua, Pak Djoko akan memberikan beasiswa pendidikan untuk tingkat
sarjana, magister, dan doktor baik di dalam maupun di luar negeri bagi calon
mahasiswa blora yang memenuhi syarat kualifikasi. Dalam hal ini, salah satu
targetnya (sesuai usulan salah satu mahasiswa IMPARA) ialah memberikan beasiswa
penuh bagi para hafidh-haidhoh generasi blora. Sebab, salah satu kekurangan di
blora ialah cukup banyak lahir generasi penghafal al-Qur’an khsusnya di
kalangan pesantren, namun sayangnya kemampuan finansial mereka tergolong
rendah. Implikasinya, mereka kurang berminat untuk melanjutkan pendidikan
formalnya hingga ke jenjang sarjana, bahkan magister atau doktor.
Maka dari itu, poin ini sangat penting agar segeara direalisikan terutama
demi menunjang kualitas generasi warga blora dalam rangka persiapan menghadapi
Masyarakat Ekoonomi ASEAN dan fenomena bonus demografi pada tahun 2025-2030.
Sebab, sejauh ini, tidak sedikit calon mahasiswa warga blora yang sesungguhnya
tergolong cukup berpotensi dan berprestasi, namun karena terkendala biaya
mereka menjadi tidak bisa melanjukan pendidikan formalnya hingga ke jenjang
perguruan tinggi. Dengan segera merealisasikan bantuan beasiswa kepada mereka,
tentu akan berpeluang dapat tercetak generasi masyarakat blora yang berkualitas
(hybrid) dan mampu bersaing dengan bangsa asing dalam berbagai aspek/ bidang,
baik dalam bidang agama maupun umum.
Selanjutnya, ketiga, Pak Djoko berjanji akan merealisasikan dana
bantuan sosial (bansos) bagi mereka yang
ingin merintis bidang kewirusahaan namun memiliki keterbatasan finansial. Dalam
poin ini, penulis ingin menekankan pada pemerintah kabupaten blora agar
bersikap trnasparan dan general. Maksudnya, jikalau memang program
tersebut ada, maka pemerintah harus bersikap jangan tebang pilih. Artinya,
jangan ada sikap memonopoli dana tersebut. Dengan kata lain, jangan hanya
kelompok atau kerabat sendiri yang diberi informasi tersebt. Sehingga, bagi
mereka yang benar-benar membutuhkan tidak dapat memetiknya.
Jika pemerintah kabupaten blora di bawah pimpinan Bapak Djoko dapat
merealisasikan janji-janji itu semua, kemungkinan besar rakyat blora akan
semakin makmur dan sejahtera. Begiu pun sebaliknya. Bahkan, apabila itu semua
tidak mampu terpenuhi, jangan salahkan jika warga blora termasuk komunitas
IMPARA akan berduyun-duyun menuntut secara langsung. Sebab, pepatah arab
mengatakan, al-wa’du daynun (janji adalah hutang). Maka, sudah
sewajarnya jika janji-janji iu semua tidak segera direalisasikan, rakyat blora
akan bersatu menuntut pemerintah blora, karena pemerintah selaku wakil rakyat
berhutang kepada rakyat.
Semoga, pemerintah blora mau dan mampu merealisasikan janji itu semua.
Jika tidak, maka kemungkinan besar itu merupakan startegi langkah politis
belaka untuk ngiming-ngimingi warga blora di walisongo agar semangat
memilih bapak Djoko Nugroho sebagai bupati pada Pilkada Desember mendatang.
Semoga itu tidak sebatas janji manis. Wallahu a’lam bi al-showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar