Senin, 06 Juli 2015

Menanti Realisasi Janji Bupati Blora (Dimuat di Koran Rakyat Jateng edisi 8 Juni 2015)



 
Menanti Realisasi Janji Bupati Blora
Oleh: Mochammad Sayyidatthohirin
Mahasiswa  Peraih Beasiswa Bidikmisi FITK UIN Walisongo Semarang
Pada tanggal 1 Juni kemarin Drs. Djoko Nugroho, bupati blora bersama jajarannya telah menyempatkan hadir di kampus satu Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dalam acara penandatanganan Memorandum of Undarstanding (MoU) guna memperkuat hubungan antara pemerintah kabupaten Blora dengan kampus UIN Walisongo. Dalam acara itu, juga dihadiri langsung oleh Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag., selaku rektor UIN  Walisongo. Selain itu, hadir juga para audience yang terdiri dari sejumlah staff kampus serta para mahasiswa dari berbagai jurusan, terutama mereka yang tergabung dalam komunitas IMPARA (Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Blora).
Momentum tersebut tentu sangat spesial dan sakral terutama bagi para mahasiswa IMPARA. Sebab, mereka dapat berkesempatan untuk menyampaikan segala uneg-unegnya kepada pemimpin Blora secara langsung dengan disaksikan oleh rektor UIN Walisongo. Oleh karenanya, mereka sangat apresiaif terhadap kehadiran pemimpinnya di kampus yang megah  itu. Terbukti, di sesi dialog interaktif, cukup banyak mereka yang mengacungkan jari baik untuk bertanya, usul, maupun mengkritik. Semua itu merupakan perwjudan pengamalan sebagai pengawal pemerintah sebagaimana penjelasan Cak Nur dalam bukunya berjudul “Dialog Keterbukaan”. Karena banyaknya mahasiswa IMPARA yang bertanya namun minimnya waktu, akhirnya Pak Djoko dengan senang hati menanggapinya usai acara.
Otomatis, acara tersebut dapat menjadi jembatan tanpa penghalang bagi ‘perwakilan’ warga blora untuk menyampaikan saran, usul, dan masukan yang  konstruktif serta  futuristik tentang sejumah problematika di tanah blora yang kiranya harus segera diselesaikan agar dapat direalisasikan oleh pemerintah blora saat ini secara bersama. Dengan kata lain, partisipasi aktif warga IMPARA pada acara itu merupakan potret kepedulian para calon pemimpin blora di masa mendatang untuk mewujudkan kesejahteraan warga blora secara jamaah. Namun, dari sekian pembahasan, lebih terfokuskan pada permasalahan yang berkaitan langsung dengan kalangan mahasiswa.
Poin terpenting dari hasil pertemuan tersebut ialah lahirnya sejumlah janji dari bapak Djoko dalam beberapa bidang yang akan dipenuhi.  Di antaranya, pertama, memperoleh hak hasil  ‘berkah’ minyak. Hal itu merupakan poin yang sangat penting. Sebab, selama ini, miyak merupakan salah satu sumber daya alam (SDA) di kabupaten blora yang telah mengangkat nama blora baik di tingkat nasional maupun hingga internasional, khususnya Exxon Mobil. Namun, sayangnya, fakta membuktikan bahwa hingga saat ini rakyat blora belum bisa merasakan kenikmatan ‘berkah’ minyak di blora. Melimpahya minyak di blora sejauh ini masih sebatas fatamorgana atau masa depan semu. Lebih mirisnya, justru pihak asing yang dapat menikmatinya.
Oleh karenanya, dalam forum tersebut, beliau berjanji dan bertekad akan bersusaha membuka peluang bagaimana caranya agar berkah minyak di blok Cepu bisa termanfaatkan dengan optimal, sehingga rakyat blora khususnya dapat merasakan nikmatnya meskipun sedikit. Dengan begitu, mimpi kenikmatan fatamorgana minyak akan dapat terwujud.
Kedua, Pak Djoko akan memberikan beasiswa pendidikan untuk tingkat sarjana, magister, dan doktor baik di dalam maupun di luar negeri bagi calon mahasiswa blora yang memenuhi syarat kualifikasi. Dalam hal ini, salah satu targetnya (sesuai usulan salah satu mahasiswa IMPARA) ialah memberikan beasiswa penuh bagi para hafidh-haidhoh generasi blora. Sebab, salah satu kekurangan di blora ialah cukup banyak lahir generasi penghafal al-Qur’an khsusnya di kalangan pesantren, namun sayangnya kemampuan finansial mereka tergolong rendah. Implikasinya, mereka kurang berminat untuk melanjutkan pendidikan formalnya hingga ke jenjang sarjana, bahkan magister atau doktor.
Maka dari itu, poin ini sangat penting agar segeara direalisikan terutama demi menunjang kualitas generasi warga blora dalam rangka persiapan menghadapi Masyarakat Ekoonomi ASEAN dan fenomena bonus demografi pada tahun 2025-2030. Sebab, sejauh ini, tidak sedikit calon mahasiswa warga blora yang sesungguhnya tergolong cukup berpotensi dan berprestasi, namun karena terkendala biaya mereka menjadi tidak bisa melanjukan pendidikan formalnya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Dengan segera merealisasikan bantuan beasiswa kepada mereka, tentu akan berpeluang dapat tercetak generasi masyarakat blora yang berkualitas (hybrid) dan mampu bersaing dengan bangsa asing dalam berbagai aspek/ bidang, baik dalam bidang agama maupun umum.
Selanjutnya, ketiga, Pak Djoko berjanji akan merealisasikan dana bantuan sosial (bansos)  bagi mereka yang ingin merintis bidang kewirusahaan namun memiliki keterbatasan finansial. Dalam poin ini, penulis ingin menekankan pada pemerintah kabupaten blora agar bersikap trnasparan dan general. Maksudnya, jikalau memang program tersebut ada, maka pemerintah harus bersikap jangan tebang pilih. Artinya, jangan ada sikap memonopoli dana tersebut. Dengan kata lain, jangan hanya kelompok atau kerabat sendiri yang diberi informasi tersebt. Sehingga, bagi mereka yang benar-benar membutuhkan tidak dapat memetiknya.
Jika pemerintah kabupaten blora di bawah pimpinan Bapak Djoko dapat merealisasikan janji-janji itu semua, kemungkinan besar rakyat blora akan semakin makmur dan sejahtera. Begiu pun sebaliknya. Bahkan, apabila itu semua tidak mampu terpenuhi, jangan salahkan jika warga blora termasuk komunitas IMPARA akan berduyun-duyun menuntut secara langsung. Sebab, pepatah arab mengatakan, al-wa’du daynun (janji adalah hutang). Maka, sudah sewajarnya jika janji-janji iu semua tidak segera direalisasikan, rakyat blora akan bersatu menuntut pemerintah blora, karena pemerintah selaku wakil rakyat berhutang kepada rakyat.
Semoga, pemerintah blora mau dan mampu merealisasikan janji itu semua. Jika tidak, maka kemungkinan besar itu merupakan startegi langkah politis belaka untuk ngiming-ngimingi warga blora di walisongo agar semangat memilih bapak Djoko Nugroho sebagai bupati pada Pilkada Desember mendatang. Semoga itu tidak sebatas janji manis. Wallahu  a’lam bi al-showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar