Rabu, 08 Maret 2017

SAYYID FIRMA HEALTH

Tugas Makul Pengetahuan Bisnis
Mochammad Sayyidathohirin
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tiada seorang hidup sukses secara materi kecuali berusaha dengan keras (baca: pekerja keras). Salah satu upaya untuk mewujudkannya yaitu dengan berbisnis. Langkah ini sebagaimana diajarkan oleh teldan kita, Rasulullah SAW sebagai pedagang yang profesional, handal, jujur, dan amanah. Berbisnispun banyak macamnya. Adapun jenis berbisnis yang saya impikan yaitu menggeluti bisnis firma.
Ya, saya sangat tertarik untuk berbisnis firma, terutama sebagai direktur. Bisnis ini berbentuk persekutuan terdiri dari dua orang atau lebih dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap pemiliknya.
Ketertarikan saya mendalami bisnis ini bukan tanpa alasan, yakni sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki oleh jenis bisnis lain seperti PT dan CV. Di antaranya,
1.      setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin. Dengan persatuan bersama, maka dalam bisnis ini setiap anggota memperoleh peluang dengan mudah untuk memimpin usaha ini.
2.      Keanggotan firma melekat dan berlaku seumur hidup. Kelebihan ini sangat menarik. Sebab, ketika saya memiliki bisnis ini, kita memiliki peran yang setara dengan teman sependirian.
3.       pendiriannya tidak memerlukan akte pendirian. Dengan begitu, maka tidak membutuhkan energi, pikiran, dan materi lebih untuk mengurus hal itu. Jadi, itu semua dapat dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih signifikan.
4.      mudah memperoleh kredit usaha. Ini sebenarnya relative. Artinya, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar mudah memperoleh modal dengan mudah. Yakni, relasi yang luas, integritas, dan track record.
5.      karena jumlah modalnya lebih besar dibandingkan dengan usaha perseorangan, badan usaha firma lebih mudah untuk memperluas usahanya. Dengan kemudahan ini, maka peluang untuk sukses akan segera terwujud.
6.      kemampuan manajemen badan usaha firma lebih besar karena adanya pembagian kerja di antaranya para anggota. Semua keputusannya diambil bersama—sama. Kelebihan ini juga menjadi dasar kualitas dan integritas perusahan di mata pihak lain. Apabila baik, maka implikasinya akan mudah dapat pinjaman modal.

Meskipun demikian, setiap bisnis tentu ada konsekuensi kekurangannya. Tiada setiap bisnis tanpa resiko kekurangannya. Pun bisnis firma ini setali tiga uang. Di antaranya:
1.      Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi
2.      Setiap anggota mempunyai hak untuk membubarkann firma
3.      Apabila salah satu anggota membuat kerugian, maka kerugian tersebut juga ditanggung oleh anggota yang lain
Semua itu bukan berarti menjadi tembok penghalang kesuksesan bagi saya, melainkan menjadi perihal antisipasi agar saya bekerja lebih fokus, serius, teliti, dan cermat.
Selanjutnya, bisnis firma ini akan saya fokuskan dalam bidang penjualan alat-alat kesehatan. Alasan paling mendasar saya adalah bisnis bidang kesehatan akan berpeluang besar dapat segera sukses. Sebab, aspek kesehatan senantiasa perlu penanganan serius. Dan pertumbuhan manusia relatif selalu meningkat.
Langkah selanjunya, setelah beridiri satu perusahaan SAYYID FIRMA HEALTH, saya dan rekan kerja akan memperluas jaringan dan peluang membuka perusahan baru. Bila demikian dapat terealisasikan, maka omset juga akan meningkat. Bila omset meningkat, maka peluang kerja meningkat. Dengan begitu,  maka saya dan rean kerja juga dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan di negeri ini. Sekian dari saya. Semoga dapa bermanfaat bagi umat dan bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Selasa, 07 Maret 2017

Definisi Bisnis dan Ruang Lingkupnya

Tugas Makul Pengetahuan Bisnis
Mochammad Sayyidatthohirin
A.    Definisi
Kata bisnis merupakan serapan dari bahasa inggris “business”, yang berarti urusan atau usaha. Maka, secara definitif, bisnis diartikan dengan aktivitas seseorang atau sekelompok orang dengan menawarkan barang/ jasa kepada pihak lain untuk memperoleh laba atau untung. Secara umum, bisnis diartikan dengan sistem yang memproduksi suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen/ masyarakat (business is then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society) [Huat, T Chwee,1990].
B.     Ruang Lingkup
Secara umum, ruang lingkup bisnis terdiri atas berbagai macam aspek, di antaranya jenis-jenis lingkungan, jenis-jenis pasar, jenis-jenis kegiatan bisnis, dan konsep dasar ekonomi.
Jenis lingkungan terdiri dari inernal dan eksternal.
a)      Lingkungan internal : maksudnya yaitu hal-hal yang mempengaruhi langsung pada kegiatan bisnis. Contohnya, pemerintah, sering pekerja, suplier, asosiasi dagang, konsumen, dan pesaing.
b)      Lingkungan eksternal: maksudnya yaitu hal-hal yang mempengaruhi kegiaan bisnis secara tidak langsung. Contohnya, ekonomi, sosial budaya, dunia internasional, dan politik.
Macam-macam pasar yaitu:
a)      Pasar Oligopoli: yaiu penawaran satu jenis barang dikuasai oleh sejumlah perusahaan. Setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka.
b)      Pasar Monopoli: yaitu pasar yang dikuasai oleh hanya satu penjual. Penjual iu berperan sebagai penentu harga yang disebut “monopolis”.
c)      Pasar Oligopsoni: yaitu pasar yang yang barangnya dihasilkan oleh beberapa perusahaan dan konsumennya erdiri dari beberapa perusahaan.
d)     Pasar monopsoni: yaitu pasar yang satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/ jasa dalam suatu pasar komoditas.
Adapun jenis-jenis kegiatan bisnis adalah:
a)      Produksi    : membuat barang
b)      Keuangan  : aktivitas mencari uang sebagai modal kegiatan berdagang
c)      Pemasaran : kegiatan menginformasikan dan menyebarkan barang untuk dijual
Sedangkan konsep dasar ekonomi adalah:
a)      Permintaan (demand)
Yaitu jumlah barang/ benda yang diminta oleh konsumen kepada penjual
b)      Penawaran (supply)

Yaitu sejumlah barang/ jasa yang ditawarkan oleh penjual kepada konsumen

Senin, 20 Juni 2016

BEASISWA DATA PRINT


 Hello para pelajar SMP/ SMA serta para Mahasiswa se-Indonesia.. 
Apakah kalian sedang mencari beasiswa pendidikan ?
anda belum memperolehnya?
Data Print setiap tahun memberikan beasiswa kepada kalian hingga 2 periode loe.. 
Masyaallah hebat nan keren bukan.. :) 
Namun dengan syarat, kalian harus aktif serta cerdas.. 
No Harm to Try
Man jadda wajada

Adapun persyaratan yang harus kalian penuhi sebagai berikut
Persyaratan Umum:
1.  Pelajar/mahasiswa aktif dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi untuk jenjang D3/S1
2.  Terlibat aktif di kegiatan atau organisasi sekolah/perguruan tinggi
3.  Tidak terlibat narkoba atau pernah melakukan tindak kriminal
4.  Tidak sedang menerima beasiswa dari perusahaan lain. Jika saat ini peserta masih menerima beasiswa dari kampus, peserta berhak mengikuti pendaftaran beasiswa dari DataPrint.
5. Penerima beasiswa di periode 2 tahun 2015 tidak dapat menjadi penerima beasiswa di periode 1 tahun 2016.
Peraturan Lomba :
1.  Mengisi formulir registrasi di kolom Pendaftaran
2.  Satu nomor kupon yang terdapat di dalam produk DataPrint, hanya berlaku untuk satu kali registrasi
3.  Pendaftaran tidak dipungut biaya
4.  Isilah formulir dengan sebenar-benarnya.
5. Kolom NAMA, diisi dengan nama lengkap
6. Kolom KODE KUPON, diisi dengan kode yang tertera pada bagian belakang kupon yang ada di dalam produk DataPrint. Khusus untuk pendaftaran di periode 1 tahun 2015 masih dapat menggunakan kode kupon yang berlaku di tahun 2014.
7. Kolom EMAIL, diisi dengan email aktif yang masih berlaku
8. Kolom NO TELPON, diisi dengan no HP atau no telpon rumah yang masih aktif dan bisa dihubungi
9. Kolom JENJANG PENDIDIKAN, diisi dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh saat ini.
Contoh: SMA, D3, S1
10. Kolom NAMA PERGURUAN TINGGI/SEKOLAH, diisi dengan nama sekolah/perguruan tinggi tempat kamu menuntut ilmu.
11. Kolom PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH, diisi dengan prestasi dari kompetisi yang pernah diikuti.
Sertakan keterangan waktu dan peringkat dalam kompetisi yang kamu ikuti tersebut.
Contoh: Juara Olimpiade Fisika tingkat Nasional pada tahun 2012 atau pada saat SMA
12. kolom KEGIATAN YANG PERNAH/SEDANG DIIKUTI, diisi dengan penjabaran partisipasi pendaftar beasiswa DataPrint pada kegiatan baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah/kampus.
Aktivitas berupa kuliah atau belajar di sekolah, tidak termasuk prestasi.
13. Kolom LAMA MENGGUNAKAN DATAPRINT, diisi dengan waktu penggunaan produk DataPrint.
Isi kolom ini dengan sebenar-benarnya karena kolom ini TIDAK MEMPENGARUHI penilaian.
14. Kolom MENGETAHUI INFORMASI BEASISWA, diisi dengan narasumber awal yang memberitahu mengenai program beasiwa pendidikan DataPrint
15. Kolom NILAI RAPORT (BAGI PELAJAR dan MAHASISWA BARU), diisi dengan total nilai secara keseluruhan beserta jumlah mata pelajaran pada semester terakhir. Ingat, kolom ini hanya diisi oleh pelajar atau mahasiswa baru yang belum mempunyai IP.
Contoh: 98 dari 7 mata pelajaran
16. Kolom IPK TERAKHIR (BAGI MAHASIWA), diisi dengan nilai IPK atau jika belum memiliki IPK boleh diisi dengan nilai IP semester terakhir. Tuliskan juga semester yang sedang ditempuh. Ingat, kolom ini hanya diisi oleh mahasiswa, bukan pelajar.
17. Kolom URL BLOG/FORUM/SOSIAL MEDIA, diisi dengan copy URL blog/thread yang kamu buat pada forum/status di media sosial kamu yang memuat informasi mengenai beasiswa DataPrint bukan essay. Mengisi kolom ini tidak bersifat wajib. Pengisian pada kolom ini akan menambah poin pada penilaian.
18. Kolom ESSAY, diisi dengan karya tulis/essay berisi hasil pemikiran kamu sendiri sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Panjang penulisan minimal 100 kata, maksimal 500 kata. Tema akan berubah setiap periode.
Dilarang mengcopy paste tulisan orang lain. Jika bermaksud untuk menyadur atau mengutip tulisan orang lain, tuliskan juga sumbernya. Tema essay, lihat di tab ESSAY.
19.  Beasiswa akan dibagi menjadi 2 periode.
20.  Jika gagal di periode pertama, peserta BOLEH mendaftarkan diri di periode selanjutnya.
21.  Penerima beasiswa yang telah mendapat dana beasiswa di satu periode TIDAK DAPAT menjadi penerima beasiswa di periode selanjutnya.
22.  Waktu pendaftaran per periode:
Periode 1: 27 Januari – 20 Juni 2016
Periode 2: 1 Juli – 25 Desember 2016
22.  Perincian pemenang per periode sebagai berikut:
PERIODEJUMLAH PENERIMA DANA BEASISWA
@ Rp 1.000.000@ Rp 500.000@ Rp 250.000
Periode I50 orang50 orang150 orang
Periode II50 orang50 orang150 orang




23.  Penerima beasiswa akan diseleksi (bukan diundi) oleh tim dari DataPrint.
24.  Panitia tidak menghubungi penerima beasiswa. Nama penerima beasiswa  dapat dilihat di website ini, website DataPrint www.dataprint.do.id atau di www.facebook.com/dataprintindonesia . Simpan fotokopi raport terakhir atau IPK terakhir dan kupon sebagai bukti sah verifikasi jika Anda terseleksi sebagai penerima dana beasiswa.
25.  Dana beasiswa akan diberikan sekaligus dan secara langsung kepada penerima di periode tersebut.
26.  Dana beasiswa akan dikirimkan dalam jangka waktu paling lambat satu bulan setelah pengumuman dan atau setelah selesainya pemberkasan dari para penerima beasiswa. Beasiswa diberikan satu kali, bukan setiap bulan.
27.  Beasiswa akan ditransfer melalui bank BCA. Bagi penerima beasiswa yang menggunakan rekening bank lain, biaya transfer sebesar Rp 6.500 ditanggung penerima (beasiswa akan dipotong Rp 6.500).
28.  Penerima beasiswa akan diumumkan di website DataPrint www.dataprint.co.id ,  page Facebook DataPrint www.facebok.com/dataprintindonesia dan www.beasiswadataprint.com
Tema Essay dapat dilihat di tab “ESSAY”

FAQ
1.  Siapakah yang boleh mendaftarkan diri di beasiswa DataPrint
Pengguna produk DataPrint yang berstatus pelajar atau mahasiswa aktif
2.  Apa saja persyaratan mengikuti pendaftaran beasiswa DataPrint?
Cukup isi semua kolom di formulir registrasi dengan data yang sebenar-benarnya. Kalau kamu keluar sebagai salah satu penerima dana beasiswa, pihak DataPrint akan menghubungi kamu untuk melakukan verifikasi data.
3.  Apakah pendaftaran dipungut biaya?
Pendaftaran beasiswa sama sekali tidak dipungut biaya atau gratis.
4.  Berapa dana beasiswa yang akan saya terima?
Dana beasiswa akan diberikan sebesar Rp 1.000.000, Rp 500.000 dan Rp 250.000
Penentuan besaran dana beasiswa yang akan diterima ditentukan oleh panitia beasiswa berdasarkan total nilai dari formulir pendaftaran.
5.  Apakah penerima beasiswa di satu periode dapat menjadi penerima beasiswa lagi?
Tidak, penerima beasiswa yang sudah pernah menerima beasiswa tidak berhak menjadi penerima beasiswa di periode berikutnya.
6.  Bagaimana cara pemberian beasiswa?
Dana beasiswa akan ditransfer kepada penerima. Beasiswa diberikan satu kali bagi penerima beasiswa.
7.  Kapan beasiswa akan diterima?
Setelah verifikasi yang dilakukan oleh pihak DataPrint selesai atau kurang lebih satu bulan setelah pengumuman.
8. Apakah pendaftar boleh melakukan pendaftaran lebih dari satu kali?
Boleh, pengguna produk DataPrint yang mendaftar beasiswa boleh melakukan lebih dari satu kali pendaftaran dengan menggunakan kode kupon yang berbeda dan essay yang berbeda. Panitia akan memilih formulir pendaftaran dengan nilai tertinggi.
9.  Apakah beasiswa yang diterima akan terkena pajak?
Tidak, beasiswa yang diterima tidak dikenai pajak. Dana beasiswa akan ditransfer melalui rekening BCA. Bagi penerima beasiwa yang memiliki rekening selain BCA maka dana administrasi akan ditanggung penerima.
10.  Dimana pengumuman penerima beasiswa dapat dilihat?
Selengkapnya, silahkan cek website DataPrint www.dataprint.co.id
Beasiswa Data Print, Penolong Bagi Generasi Bangsa Indonesia   :)

Jumat, 30 Oktober 2015

Bersinergi ‘Perangi’ Demam Berdarah (Dimuat di Koran Wawasan 30 Oktober 2015)

http://www.koranwawasan.com/epaper.html
Bersinergi ‘Perangi’ Demam Berdarah
Oleh: Mochammad Sayyidatthohirin
Mahasiswa Peraih Beasiswa Bidikmisi FITK UIN Walisongo Semarang
Sebentar lagi, Indonesia akan sampai pada musim penghujan. Biasanya di musim itu, akan muncul sejumlah penyakit musiman, di antaranya ialah penyakit demam berdarah. Dalam hal ini, terutama penyakit demam berdarah dengue (DBD), yang sangat mengancam kesehatan manusia. Bahkan, dapat menyebabkan kematian. Maka, tak heran jika banyak orang yang ‘ketakutan’ penyakit tersebut, terutama ketika ketika musim penghujan tiba.
Ya, hingga saat ini, penyakit demam bedarah dengue (DBD) masih senantiasa menghantui masyarakat di seluruh dunia, khusunya bagi yang beriklim tropis dan sub tropis seperti Indonesia yang secara geografis terletak di bawah garis khatulistiwa. Penyakit tersebut termasuk salah satu jenis penyakit yang cukup ‘ditakuti’ oleh seluruh masyarakat. Sebab, apabila penyakit itu telah menginfeksi di tubuh seseorang, reaksinya cukup cepat. Saking bahayanya, penyakit itu hingga dapat menyebabkan kematian pada si penderita.
Sebenarnya, penyakit demam berdarah bukan merupakan penyakit baru. Di Indonesia, persebaran penyakit tersebut ditemukan pertama kali di Surabaya pada tahun 1968, 58 orang terinfeksi dan 24 orang meninggal. Sejak saat itu, penyakit berbahaya itu mulai menyebar ke seluruh seantoro Indonesia. Dan korban pun banyak yang berjatuhan hingga meninggal dunia. Parahnya, berdasarkan catatan World Health Organization (WHO) pada tahun 1968 hingga 2009, Indonesia menempati urutan pertama dalam kasus penderita penyakit DBD di Asia Tenggara.
Sementara menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), meskipun dua tahun terakhir kasus tersebut menurun dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya yang mencapai 150 ribu kasus, jumlah korban di Indonesia masih menempati urutan pertama di dunia. Sebab, pada dasarnya Negara-negara ASEAN secara umum menempati ranking pertama di tingkat Internasional.
Trisno Heru Nugroho, Kepala Bagian Humas Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta menyebutkan bahwa selama bulan Januari 2015, ada enam korban demam berdarah dengue telah meninggal (tempo.co, 3/2/2015). Selain itu, tercatat ada 25 pasien demam berdarah yang dirujuk ke rumah sakit tersebut. Angka itu menunjukkan peningkatan yang cukup signifkan bila dibandingkan pada Januari tahun lalu yang hanya ada 12 pasien.
Oleh sebab itu, untuk tetap menjaga kesehatan kita semua, mari kita tingkatkan kepekaan dan kepedulian kita sejak sekarang jauh hari untuk senantiasa memberantas persebaran penyakit demam DBD bersama-sama. Hal itu sangat penting. Saking pentingnya, bahkan dalam maqolah arab kuno disebutkan “al-nadhofatu minal iman”, atinya, kebershan itu sebagian dari iman. Maka, persiapan ang merupakan penjagaan kebersihan itu merupakan potret sebagian iman kita. Dengan persiapan dalam waktu yang cukup lama, maka akan berpotensi dapat membuahkan ahsil yang maksimal. Pun sebaliknya. Maka setidaknya ada beberapa hal urgen yang harus segera kita lakukan sejak sekarang.
Pertama, membersihkan dan mentertibkan selokan/ gorong-gorong. Langkah ini sangat penting, mengingat selokan/ gorong-gorong merupakan tempat penampungan air limbah. Ketika tempat ini bersih tanpa ada sampah yang menyumbat, maka air akan mengalir lancar. Sebab, jika ada sampah menyumbat, maka akan menyebabkan sisa-sisa limbah air menggenang yang pada akhirnya dapat berpotensi menjadi tempa tsarang nyamuk. Dan apabila ada selokan yang sudah rusak, maka pemerintah setempat beserta masyarakat harus dapat segera bertndak untuk memperbaiki sebelum musim penghujan tiba.
Kedua, ‘mengamankan’ sisa-sisa benda (sampah) seperti gelas aqua, kaleng, atau sejenisnya, sehingga dapat meninggalkan air ketika terkena air hujan. Mengamankan dalam konteks ini dapat diartikan dengan menyingkirkan, mengubur, atau perlakuan yang lain. Yang terpenting, benda-benda tersebut tidak bergeletakan di sembarang tempat yang dapat memberikan ruang air tergenang, sehingga dapat berpeluang aka nada sarang nyamuk.
Hal itu tak kalah penting. Sebab, benda-benda itu yang pada dasarnya dapat memberikan ruang bagi nyamuk untuk bersarang yang tidak hanya bertempat di selokan-selokan, melainkan dimanapun benda-benda tersebut bergeletakan.
Ketiga, menjaga kebersihan lingkungan. Maksudnya, kita semua harus berperan aktif maupun pasif dalam membersihkan lingkungan sekitar kita. Minimal, kita dapat menjaga kebersihan lingkungan sekeliling rumah kita. Adapun bentuknya dapat beranekaragam, tergantung dari kondisi masing-masing warga. Mulai dari sering dan rajin menguras bak mandi, membersihkan selokan, serta ‘mengamankan’ barang-barang bekas yang tidak bisa terurai seperti kaleng bekas, plastik, aqua, atau barang bekas lain yang berpotensi dapat menampung air, sehingga dapat dijadikan tempat sarang nyamuk.
Untuk dapat merealisasikannya dengan ringan, maka dibutuhkan kerjasama yang kompak dari seluruh pihak secara kompak tanpa ada yang apatis, baik pemerintah etempat maupun warga sekitar. Sebab, jika dilakukan bersama-sama, maka untuk mewujudkannya akan terasa sangat ringan.

Dengan begitu, kita akan terbebas dari penyakit DBD. Alhasil, hidup kita akan menjadi sehat, aman, nyaman, tentram. Semoga kita dapat bersinergi melakukan pemberantasan nyamuk secara total guna membasmi penyebaran penyakit DBD di repblik ini. Wallahu a’lam bi al-showab.

Selasa, 27 Oktober 2015

Meneladani Tradisi Santri (Dimuat di Koran Rakyat ateng edisi 27 Oktober 2015)

Meneladani Tradisi Santri
Oleh: Mochammad Sayyidatthohirin
Peraih Beasiswa Bidikmisi UIN Walisongo Semarang; Santri Mutakhorrijin Ponpes Raudlatul ‘ulum Guyangan Pati
Penetapan Hari Santri Nasional (HSN) perdana pada 22 Oktober kemarin patut kita ambil ‘hikmahnya’. Salah satunya ialah dengan meneladani dan mengamalkan tradisi-tradisi santri seperti keta’atan kepada kiyai, kesolidan dengan komunitasnya, saling bersinergi dalam menegakkan kebenaran, dan lain sebagainya, yang di dalam semua budaya itu terkandung nilai-nilai positif dan edukatif.
Jika kita mau mempelajari dan mengamalkannya, maka akan berdampak signifikan pada mempercepat laju kemajuan Indonesia. Selain itu, nilai-nilai positif itu sungguh tepat dan relevan untuk diimplementasikan di era kekinian, mengingat saat ini mayoritas bangas di dunia khususnya Indonesia sedang dilanda krisis moral. Berbagai macam bentuk perilaku menyimpang yang notabene dilakukan para muda-mudi saat ini seperti pergaulan bebas, terlibat aktif maupun pasif dalam sindikat narkoba, ‘aktivis’ begal, pembunuhan, tawuran, dan masih banyak lagi. Maka, harapannya, dengan meneladani tradisi-tradisi santri, dapat menjadi obat mujarrab untuk merehabilitasi moral kawula muda yang sedang ‘sakit’.
Selanjutnya, perlu penulis uraikan secara komprehensif tentang maksud dengan meneladani tradisi santri. Dinamika santri selama berproses mencari ilmu di pondok pesantren (ponpes) diringi dengan tradisi-tradisi positif yang harus kita teladani dengan mengkontekstualisasikan dan merelvansikan sesuai kondisi, kebutuhan, serta tuntutan zaman di era globalisasi ini. Maka dari itu, dalam meneladani tradisi-tradisi positif santri, perlu kiranya kita miliki prioritas, sehingga kita benar-benar dapat mengambil manfaat dari tradisi santri yang dapat berimplikasi signifkan bagi masyarakat luas.
Pertama, keteladanan bersinergi dalam hal yang positif. Di lingkungan pondok, para santri sering saling bahu-membahu dan bersinergi guna mencapai target positif tertentu (konsep ta’awun). Hal itu merupakan manifestasi potongan QS. Al-Ma’idah ayat 2 yang substansinya ialah Allah memerintahkan kita untuk saling tolong-menolong dan bertakwa. Tolong menolong dalam ayat tersebut tentu dalam hal positif.
 Misalnya, ketika pondoknya sedang mengadakan renovasi konsruksi pondok, para santri dengan ringan tangan saling bersinergi sesuai tugas dan posisinya, sehingga pekerjaan menjadi ringan dan target dalam tercapai bahkan terlampaui dalam waktu relatif singkat.
Nah, aspek tersebut menjadi poin yang sangat urgen, terutama di ranah pemerintahan Indonesia. Pasalnya, kondisi sistem pemerintah Indonesia saat ini sedang mengalami “kehancuran”. Sebab, bisa dibilang mayoritas pengelola Indonesia ialah “orang-orang jahat” yang terkumpul dalam komunitas tersendiri. Mereka bersatu dan bersinergi namun bukan dalam hal positif, melainkan negatif. Terbukti, sejauh ini sangat banyak sekali para pejabat pemerintah yang terlibat kasus korupsi dan suap. Kabar terakhir, kasus korupsi besar menjerat Sekretaris Jendral Partai Nasdem dan seorang anggota DPR. Maka dari itu, para pejabat pemerintah dan politisi khususnya harus meneladani tradisi sinergitas santri dalam hal positif. Bukan justru bersinergi untuk menggalakkan korupsi.
Kedua, kesolidan dalam komunistasnya. Dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup ini, para santri sangat solid dan komitmen terhadap komunitasnya. Mereka  sangat setia. Santri sejati tidak pernah memiliki pikiran untuk menjatuhkan teman sendiri, iri, dengki, ataupun penyakit hati lainnya. Justru mereka saling meningkatkan tali persaudaraan satu sama lain. Hal itu juga merupakan manifestasi konsep persatuan Islam yang telah dijelaskan dalam QS. Al-Hujurat ayat 10 yang substansinya ialah pada hakikatnya orang Islam itu bersaudara. Karenanya, jangan saling bermusuhan dan kita diperintahkan untuk saling berdamai dan mendamaikan.
Maka, nilai-nilai tradisi itu juga perlu kita teladani untuk menjaga persatuan dan kesatuan negeri tercinta ini bersama-sama untuk memajukan, bukan justru sebaliknya. Nilai itu selaras juga dengan Pancasila sila ke-tiga.
Ketiga, tradisi intelektual santri. Secara umum, tujuan utama santri ialah untuk menuntut ilmu kepada kiyainya. Nah, dalam proses tersebut, santri memiliki cirri khas tertentu, yakni system pembelajaran bandongan dan sorogan. Meskipun tidak sedikit orang bilang bahwa sistem kalsik itu sudah tidak relevan dengan tuntutan zaman, namun realitanya tidak sedikit pondok pesantren sukses menelurkan para santri hingga terlahir menjadi seorang cendekiawan muslim, bahkan seorang tokoh agama besar.
Oleh karena itu, kita semua perlu meneladani tradisi itu. Hanya saja, di tengah kondisi prkembangan IPTEK yang sangat pesat, mungkin kita perlu mengkolaborasikan sistem pembelajaran santri itu dengan sistem yang sesuai, relevan, dan tepat. Sebab, setiap pelajaran pula tidak bias disamakan untuk mempelajarinya. Pada intinya, semangat mencari ilmu para santri perlu kita teladani untuk memajukan Indonesia. Dalam Islam, Nabi Muhammad juga telah bersabda bahwa kita semua wajib menuntut ilmu, baik sejak lahir hingga ajal kelak menjemput.
Semoga, momentum peringatan hari santri nasional 22 Oktober kemarin tidak hanya berimplikasi pada kalangan santri, namun kepada kita semua dengan meneladani tradisi-tradisi positif para santri dengan mengkontekstualisaskan sesuai kondisi saat ini. Dengan begitu, manfaat eksistensi santri selama ini dapat kita rasakan semua dan dapat berkontribusi riil. Wallahu a’lam bi al-showab.





Kamis, 22 Oktober 2015

Santri dan Politik (dimuat di Koran Rakyat Jateng edisi 23 Oktober 2015)

Santri  dan Politik
Oleh: Mochammad Sayyidatthohirin
Peraih Beasiswa Bidikmisi UIN Walisongo Semarang; Mutakorijin Santri Ponpes Raudlatul ‘ulum Pati
Hingga saat ini, tidak sedikit masyarakat memandang bahwa dunia politik itu kotor. Pandangan demikian seperti itu sebenanrnya keliru. Sebab, pada dasarnya politik itu baik. Para pakar ilmuan politik seperti Dr. Mohammad Nasih al-Hafidz, anggota dewan pakar ICMI Pusat mengibaratkan politik sebagai sebuah pisau. Maka baik-buruk pisau itu tergantung dari pemegangnya. Jika pemegangnya adalah penjahat, maka pisau itu akan digunakan untuk menusuk orang.  Sebaliknya, jika pisau itu dipegang orang baik misalnya seorang yang bertugas memasak, maka pisau itu akan digunakan untuk mengolah masakan dan bermanfaat untuk orang banyak.
Pun dengan politik. Apabila pihak yang terjun di dunia politik itu adalah orang-prang yang baik, maka politik itu akan dapat bermanfaat bagi khalayak umat. Pun sebaliknya. Apabila pihak yang terjun di dunia politik adalah orang-orang yang “jahat”, otomatis politik itu hanya akan menyakiti khalayak umat. Dan realita konstelasi perpolikan khususnya di Indonesia saat ini ialah lebih cocok pada gambaran yang kedua, yakni  lebih banyak dikelola oleh orang-orang yang “jahat”.
Maka, tak heran jika tidak sedikit para politisi terutama yang telah sukses menduduki jabatan strategis tersangkut kasus korupsi. Hal itu dikarenakan memang pada dasarnya mereka bukan ‘politisi sejati’ yang berkecimpung di dunia politik secara langsung untuk memperjuangkan kemaslahatan umat.
Dengan saking banyak dan seringnya kasus terutama kosupsi yang melibatkan para pejabat dan politisi, sehingga fakta itu menjadikan citra politisi menjadi negatif di mata masyarakat. Alhasil, makna politik yang sebenanrnya menjadi tereduksi karena ulah mereka. Konsekuensinya, masyarakat memandang buruk mereka. Dan pada akhirnya, masyarakat menjadi “jijik” dan sangat benci terhadap para politisi. Maka, terbentuklah paradigma anti-politik.
Fenomena tersebut menyebabkan masyarakat menjadi enggan dan apatis terhadap aktivitas politik. Terbukti partisipasi politik masyarakat pada pemilu 2014 kemarin jauh di bawah jumlah masyarakat pada pemilu 1955. Pada pemilu 2014 kemarin, berdasarkan data survei dari CSIS dan lembaga survei Cyrus Network, jumlah partisipasi politik hanya mencapai 75, 2 persen. Sedngkan pada pemilu 1955, jumlah partisipasi politik masyarakat mencapai hingga 91,4 persen. Artinya, data tersebut  membuktikan betapa bencinya masyarakat untuk terlibat aktif dalam politik. Sebab, pada akhirnya mereka hanya akan memperoleh politisi yang jahat yang egois, hedonis, serta oportunis.
Sementara hampir setiap hari masyarakat disuguhi informasi di media massa baik cetak maupun online yang memberitakan tentang tertangkapnya tersangka korupsi baru yang kian hari kian bertambah dan menggurita. Begitu peliknya kasus korupsi di negeri membuat jiwa anti-berpolitik masyarakat ssemakin tinggi.
Di sisi lain, sosok santri dipandang oleh masyarakat sebagai kaum yang “suci”. Maksudnya, mereka memandang santri demikian karena santri cenderung merupakan orang yang berilmu terutama dalam aspek agama. Maka, bagi mereka, santri tentu hanya akan hhidup dalam pusaran lingkungan yang baik dan jauh dari perbuatan yang keji dan mungkar. Mereka selalu bergelut dengan agenda yang berunsur ibadah.
Padahal, sesungguhnya, peran santri sebagai orang “suci” adalah bertugas memberikan pencerahan. Sebab, pada dasarnya, mereka merupakan pengganti (badal) kiai/ ulama’, bahkan mereka tergolong ulama’. Sedangkan ulama’ merupakan pewaris para nabi (al’ulama’ warostatul anbiya’). Dan peran nabi ialah selain menyampaikan kabar berita (basyiron) juga member peringatan (nadhiro).
Maka, peran santri pun sebagaimana nabi, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Maka dari itu, peringatan hari santri nasional menjadi momentum strategis untuk menabuh gendang sekeras-kerasnya agar menyadarkan seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia bahwa santri perlu bahkan harus berpolitik, mengetahui kondisi perpolitikan Indonesia yang saat ini bisa dibilang dalam tahap “gawat darurat”. Dengan begitu, maka para santri dapat mengimplementasikan tugas sucinya sebagai basyiron wa nadhiron secara langsung dalam perpolitikan Indonesia.
Kondisi Indonesia yang carut-marut merupakan akibat dari pengelolanya terdiri dari para politisi jahat. Maka, agar politik di Indonesia dapat berjalan sesuai fungsinya yakni untuk kemaslahatan umat, para  santri harus terjun langsung untuk menghandle roda perpolitikan Indonesia guna memperbaiki keterpurukan kondisi Indonesia.
Maka, langkah para santri/ ulama seperti gus dur (mantan presiden Indonesia) untuk terjun langsung ke dalam politik merupakan langkah yang sudah tepat dan harus diletaladani oleh para santri lainnya. Sehubungan dengan hal itu, dengan adanya momentum peringatan hari santri nasional pada 22 oktober kemarin, semoga dapat menjadikan ‘pecut’ bagi para kawula santri untuk dapat bangkit bergerak maju.

Dengan begitu, harapannya, Indonesia dapat dikelola oleh orang-orang baik. Korupsi pun sirna. Indonesia akan berpotensi menjadi Negara yang maju, unggul, dan sejahtera. Wallahu a’lam bi al-showab. Selamat Hari Santri Nasional Perdana !!!

Jumat, 28 Agustus 2015

Muslim Bermoral (Dimuat di Koran Rakyat Jateng edisi 28 Agustus 2015)


Muslim Bermoral
Oleh: Mochammad Sayyidatthohirin
Qari’ Juara 1 se-Jateng; Peraih Beasiswa Bidikmisi FITK UIN Walisongo Semarang
Saat ini, di tengah canggihnya teknologi modern, berbagai macam informasi datang dengan begitu derasnya tanpa batas. Akibatnya, setiap orang dapat mengaksesnya dengan bebas, baik yang bersifat positif maupun negatif. Sehingga hal itu menjadi salah satu penyebab terjadinya dekadensi moral umat Islam di negeri ini.
Terbukti, hamper setiap hari di media massa baik etak maupun elektronik memberitakan tentang beragam kasus kriminal, seperti korupsi, kenakalan remaja, pencurian, pelecehan, bahkan pembunuhan. Dan ironisnya, mayoritas pelakunya ialah dari kalangan yang ber-KTP Islam.
Dari gambaran umum itu, tentu kita dapat menyimpulkan bahwa saat ini pokok permasalahan yang sedang melanda umat Islam khususnya di negeri ini ialah dekadensi moral. Oleh karenanya, penting kiranya bagi kita bersama-sama membenahi ‘moral’ umat Islam yang bermasalah itu. Dengan mensinergikan jargon pemerintah saat ini, “revolusi mental” kita umat Islam harus bahu-membahu dalam rangka membentuk generasi Islam yang bermoral (akhlaqul karmah).
Sebab, itu yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kita semua. Bahkan, salah satu pokok latar belakang diutusnya Muhammad ialah untuk memperbaiki mora/ akhlak umat manusia. Keterangan itu sebagaimana dalam salah satu hadistnya, “Innama bu’itstu li utammima makarimal akhlaq” yang artinya, sesungguhnya aku diutus untuk ‘menyempurnakan’ akhlak.
Menyempurnakan dalam konteks itu maksudnya ialah memperbaiki. Sebab, pada zaman dahulu sebelum kehadiran Nabi Muhammad, moral masyarakat Arab pagan berada di titik gawat darurat (jahiliyah). Pasalnya, mereka hobi berpesta sambil mabuk-mabukkan dengan minum arak, berjudi, berkurban untuk berhala, serta mengundi nasib (QS. Al-Maidah: 90). Selain itu, kaum laki-laki jahiliyah juga hobi mengubur anak-anak perempuan mereka karena itu dianggap aib (QS. Al-Takwir: 8-9). Dan yang tidak kalah ‘menarik’, mereka juga hobi memakan harta orang lain dengan cara yang bathil (baca: korupsi), sebagaimana seperti penjelasan QS. Al-Baqarah ayat 188. Hingga hal itu dijelaskan beberapa kali dalam al-Qur’an. Karena itu, nabi diutus untuk ‘memperbaiki’ moral mereka secara massif.
Dan karena sekarang Nabi telah wafat, maka kita sebagai sesama umat Islam harus memiliki hati nurani untuk saling menolong dan mengingatkan (QS. Al-Maidah: 6 dan QS. Al-‘Imron: 104). Tanpa bersinergi bersama-sama, maka akan sia-sia langkah kita dan tidak akan menemukan solusi yang tepat dan efektif.
Adapun wujudnya dapat beraneka ragam. Namun setidaknya, kita perlu membuat prioritas dan sistem untuk membendung berbagai macam budaya dari luar yang dapat merusak moral umat Islam.
Pertama, pemerintah harus mampu berlaku selektif dalam membatasi informasi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa hingga saat ini, meskipun sudah ada langkah konkrit dan tegas dari pemerintah untuk menghapus (banned) situs-situs negative, baik dari luar maupun dalam negeri, namun masih banyak sekali informasi-informasi yang dinilai tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat secara luas.
Kedua, ketegasan pembatasan informasi dan pergaulan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Poin ini menjadi aspek yang tak kalah penting. Sebab, orang tua adalah pihak yang dapat mengontrol anak-anaknya setiap hari. Maka, apabila orang tua dapat mengontrol anaanaknya dalam mengasup informasi serta mengontrol pergaulannya setiap hari, maka itu akan menjadi langkah yang sangat efektif untuk menangkal virus negative yang akan mengkontaminasi pola pikir dan ppola hidup sang anak, sehingga anak-anak itu kelak diharapkan mamp tumbuh menjadi generasi yang bermoral dan bermartabat.
Ketiga, memberikan pengetahuan tentang keislaman baik secara teori maupun aplikatif (nilai-nilai qur’ani dalam kehidupan sehari-hari) secara kontinyu dan efektif. Langkah ini bisa dilakukan dengan cara atau kodel yang bermacam-macam. Bagi orang tua yang merasa kompeten dan memiliki pengetahuan keislaman yang memadai, dapat mendidik dan membimbing anak-anaknya sendiri di rumah. Jika merasa kurang, dapat menyekolahkan anak-anaknya di sekolah islam seperti taman pendidikan al-Qur’an (TPQ),madrasah diniyah, atau sejenisnya.
Setidaknya dengan mengaplikasikan ketiga langkah itu, akan dapat mencetak generasi Islam yang bermoral. Dengan begitu, umat Islam akan mampu menajdi umat tauladan di masyarakat dan menjadi umat yang kuat. Wallahu a’lam bi al-showab.